Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya membuat terobosan baru dalam pengembangan UKM (usaha kecil menengah). Kampus merah putih ini berhasil melobi Bank Jatim untuk mengucurkan kredit tanpa agunan bagi UKM binaannya.
Dari 100 UKM binaan, Bank Jatim memberikan kucuran kredit untuk UKM melalui program “Skim Kredit Lagunan Taburpuja”. Ada lima UKM yang mendapat keuntungan pinjaman tanpa agunan. Padahal mereka mendapatkan pinjaman mulai Rp20 juta hingga Rp40 juta. “Ini bukan pinjaman biasa, kalau UKM tidak membayar, kita (Untag) yang menalangi,” ujar Rektor Untag IA Brahmasari kemarin.
Untuk itu, Untag akan selalu memberikan pendampingan pada UKM-UKM mulai dari perencanaan pengembangan usaha sampai pemasaran. “Setiap kelompok mahasiswa dari berbagai fakultas memiliki UKM binaan. Ini merupakan program Posdaya yang kerap kita integrasikan dengan program sosial tematik,” ungkap rektor perempuan ini seusai peluncuran Skim Kredit Langsung Berguna Tabungan dan Kredit Pundi Sejahtera (Laguna Taburpuja).
Untuk melaksanakan program kredit ini, Untag bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI) Jatim, dan Bank Jatim. Dengan kerja sama ini akan mampu memaksimalkan pemberdayaan keluarga berbasis peningkatan pendapatan. Untuk mewujudkan itu memerlukan pendampingan usaha, asistensi manajemen, konsultasi hukum, serta modal usaha cukup.
“Maka ISWI Jatim juga melakukan pendampingan pada Posdaya yang telah terbentuk di Kota Surabaya. Kerja samanya dengan Untag sebagai wujud Tri Darma perguruan tinggi dan pelaksanaan KKN mahasiswa,” tutur Sari sapaan akrab Brahmasari. Untuk memperoleh kredit lunak ini, Sari mengatakan, pihak UKM harus mengajukan semacam proposal usaha kepada bank.
Selanjutnya dari pihak bank yang akan menentukan jumlah besaran kredit yang dapat diterima UKM. Besaran kredit ini, lanjut dia, akan menyesuaikan dengan besarnya usaha dan kemampuan pelaku usaha membayar cicilannya. “Ini untuk menambah modal usaha bagi para UKM. Mereka akan disurvei dulu seberapa besar kebutuhan kreditnya. Kita juga sudah membuat kesepakatan dengan mereka agar tepat bayar cicilannya, tidak boleh sampai ada yang macet,” tutur Sari.
Ketua Yayasan Damandiri Prof Haryono Suyono menambahkan, adanya Posdaya ini merupakan model pemberdayaan keluarga yang menitikberatkan pada kemampuan keluarga. Awalnya ini dimulai dari kelompok masyarakat dengan mengembangkan potensi lokal. “Kami ingin mengentas masyarakat terutama yang miskin agar memiliki kemauan berwirausaha,” tutur dia. Sebagai model pemberdayaan, Posdaya turut berpartisipasi mengurangi angka kemiskinan.
Pengembangan kewirausahaan dalam Posdaya sebagai salah satu solusi meningkatkan pendapatan keluarga. Berbagai kegiatan produktif dikembangkan dalam merintis usaha kelompok maupun usaha keluarga. Kota Surabaya telah memiliki 100 Posdaya yang digawangi Bapemas dan KB. Pengurus Posdaya yang berada di tingkat kelurahan merupakan motivator, penggerak, dan fasilitator terhadap semua pemberdayaan keluarga yang dilaksanakan.
Posdaya sebagai forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi, sekaligus bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu. Untuk mewujudkan hal tersebut, Yayasan Damandiri bekerja sama dengan Untag Surabaya melalui program KKN berbasis Posdaya. KKN ini sudah dilaksanakan di beberapa tempat, bahkan telah dilaksanakan oleh banyak universitas. “Saya sangat senang dengan kegiatan ini. Kucuran kredit ini akan memberikan manfaat bagi masyarakat,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kemarin._ARIEF ARDLIYANTO